Halaman

Selasa, 20 Desember 2011

jadwal pengeringan

PENGGUNAAN  JADWAL PENGERINGAN
Skema pengeringan adalah daftar yang memuat tahap-tahap perubahan suhu dan kelembapan udara dalam proses pengeringan berdasarkan kadar air kayu. Berdasakan sifat-sifat kayu secara umum ,maka skema pengeringan untuk beberapa jenis kayu dapat dikelompokan dalam beberpa macam.dari skema pengeringan dapat dilihat,bahwa pada awal mulainya pengeringan,ketika kayu masih mengandung banyak air,dipergunakan suhu pengeringan yang rendah dengan kelembapan udara yang tinggi. Selanjutnya secara bertahap suhu pengeringan dinaikan,dan kelembapan udara di turunkan bertahap. Dengan naiknya suhu , kadar air kayu akan menurun secara bertahap sampai mencapai kadar air kayu  yang diinginkan. ( lihat table skema pengeringan
Tabel 9. Skema Pengeringan
Kadar Air
%
Suhu Bola Kering
(DB)
Suhu Bola Basah
(WB)
Lembab Nisbi
(RH)


00F
00F
00F
00F
%

Basah
100
37,7
96
35
86

40
100
37,7
94
34,5
80

35
100
37,7
92
33,3
73

30
110
43,3
90
32,2
67

25
120
48,8
105
40,5
60

20
130
54,4
108
42,2
48

15
140
60,0
110
43,3
38

Jadwal Pengeringan II

Basah
110
43,3
105
40,5
84

40
110
43,3
103
39,4
78

35
110
43,3
102
38,8
75

30
120
48,8
107
41,6
64

25
130
54,4
111
43,8
54

20
150
65,5
124
51,1
46

15
160
71,1
126
52,2
38

Jadwal Pengeringan III

Basah
110
43,3
102
38,8
75

40
110
43,3
100
37,7
70

35
110
43,3
96
35,5
60

30
120
48,8
101
38,2
51

25
130
54,4
104
40,0
41

20
150
65,5
116
46,6
36

15
170
76,6
130
54,4
33

Jadwal Pengeringan IV

Basah
120
48,8
113
45,0
79

40
120
48,8
111
43,8
74

35
120
48,8
108
42,2
66

30
130
54,4
111
43,8
54

25
140
60,0
116
46.6
47

20
150
65,5
120
48,8
41

15
170
76,6
130
54,4
33

Jadwal Pengeringan V

Basah
130
54,4
121
49,4
76

40
130
54,4
116
46,6
64

35
130
54,4
112
44,4
56

30
140
60,0
114
45,5
44

25
150
65,5
120
48,8
41

20
160
71,1
120
48,8
31

15
180
82,2
135
57,2
30


Tabel 10. Tabel Pengeringan untuk Beberapa Jenis Kayu Indonesia

Jenis Kayu
Nama botani
Bagan pengeringan
Bangkirai
Beurih
Damar
Durian
Duabanga
Jamuju
Jeunjing
Khaya
Kapur
Keruing
Leda
Mahoni
Mangir
Meranti
Merawan
Nyatoh
Pupa
Rasamala
Sonekeling
Tanjung
Terentang
Tusam
Shorea laevifolia Endert.
Pterocymbium javanicum R.
Agathis Loranthifolia Salisb.
Durio zibethinus Murr.
Duabanga moluccana Bl.
Podrocarpus imbricartus Bl.
Albizzia falcataria
Kahya anthoteca C.DC
Dryobalanops lanceolata Burck.
Dipterocarpus gracilis Bl
Eucalyptus deglupta Bl.
Swietenia macrophylla King.
Canophyllum falcatum Bl.
Shorea leprocula Miq.
Hopea mangerawan Miq.
Planchonella nitida Dub.
Schima walichii Korth.
Altingia exelsa Noronhae.
Dalbergia latifolia Roxb.
Mimusops elengi L.
Camnosperma auriculata Hook.F
Pinus mercusii Jungh.et.De.Vr
II
V
V
IV
II
V
IV
IV
IV
II
I
III
I
V
III
IV
I
I
II
I
II
V

Agar dicapai pengeringan yang sempurna dengan kerusakan yang tak berarti, maka suhu dan kelembapan udara di dalam klin perlu diamati, diatur sesuai dengan skema pengeringan yang digunakan selama pengeringan berlangsung. Pada klin modern dengan perlengkapan yang lebih lengkap, alat-alat dapat mengatur sendiri secara otomatis sesuai kondisi yang diinginkan, sehingga perkembangan selalu dapat diikuti. Cepat atau lambat muatan kayu dikeringkan tergantung dari beberapa factor. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a)      Kadar air kayu awal;
b)      Kadar air kayu akhir yang diinginkan;
c)      Jenis kayu yang dikeringkan;
d)     Tebal tipisnya kayu (sortimen kayu);
e)      Kipas angin (sirkulasi udara);
f)       Kualitas alat klin itu sendiri.
Kadangkala kadar air kayu menjelang tahap-tahap terakhir pengeringan tidak merata. Adanya perbedaan kadar air terutama pada bagian permukaan dan bagian dalam kayu akan timbul tegangan-tegangan pada kayu, akhirnya pada kayu akan timbul cacat. Untuk itu, dalam hal ini perlu adanya tindakan penyamaan. Dengan istilah lain, perlu proses equalizing dan conditioning yang mempunyai tujuan menghilangkan tegangan-tegangan yang timbul pada kayu selama proses pengeringan berlangsung dan agar diperoleh kadar air yang sama pada setiap papan. Pelaksanaan equalizing dan conditioning harus didasarkan pada kenyataan yang ada dari contoh-contoh kayu pengamatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman